Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mzm 12:1-8
Full Life: Mzm 12:1-8 - TOLONGLAH KIRANYA, TUHAN.
Nas : Mazm 12:2-9
Mazmur ini melukiskan suatu masa bila kegiatan fasik orang jahat
sangat dirasakan oleh mereka yang berserah kepada Allah dan kebe...
Nas : Mazm 12:2-9
Mazmur ini melukiskan suatu masa bila kegiatan fasik orang jahat sangat dirasakan oleh mereka yang berserah kepada Allah dan kebenaran-Nya. Sepanjang segala zaman umat Allah mengalami hal ini, tetapi pada hari-hari terakhir zaman ini keadaan-keadaan tersebut akan lebih umum (1Tim 4:1). Orang percaya hendaknya tahu bahwa bila mereka dikelilingi oleh berbagai kejahatan masyarakat dan sedih serta tertekan oleh orang fasik dan kedursilaan mereka, mereka akan dilindungi oleh kuasa Allah secara khusus (ayat Mazm 12:6). Allah akan "menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini" (ayat Mazm 12:8;
lihat cat. --> 1Pet 1:5).
[atau ref. 1Pet 1:5]
Jerusalem -> Mzm 12:1-8
Jerusalem: Mzm 12:1-8 - Doa minta tolong terhadap orang yang curang Doa ratapan ini bergaya bahasa seperti nubuat para nabi. Ia meratapi kejahatan, khususnya kemunafikan, yang merajalela dalam masyarakat, Maz 11:2-3, d...
Doa ratapan ini bergaya bahasa seperti nubuat para nabi. Ia meratapi kejahatan, khususnya kemunafikan, yang merajalela dalam masyarakat, Maz 11:2-3, dan memanjatkan doa permohonan supaya Tuhan sudi bertindak, Maz 11:4-5. Maka Tuhan menjawab dengan janji bahwa hendak turun tangan, Maz 11:6 Firman Tuhan itu meneguhkan kepercayaan pemazmur, Maz 12:7-8.
Ende -> Mzm 12:1-8
Ende: Mzm 12:1-8 - -- Mazmur ini adalah lagu ratap atas kedjahatan jang meradjalela di-mana2 (1-4)dan
suatu doa permohonan, agar Allah tjampur tangan (Maz 12:4-5). lalu
Jah...
Mazmur ini adalah lagu ratap atas kedjahatan jang meradjalela di-mana2 (1-4)dan suatu doa permohonan, agar Allah tjampur tangan (Maz 12:4-5). lalu Jahwe mendjawab dan berdjandji, bahwa Ia akan bertindak (Maz 12:6). Dan sabdaNja memberi kepertjajaan kepada pengarang lagu ini (Maz 12:6-8).
Ref. Silang FULL -> Mzm 12:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 12:1-8
Matthew Henry: Mzm 12:1-8 - Keluhan-keluhan terhadap Zaman
Mazmur ini dianggap ditulis Daud pada masa pemerintahan Saul, ketika terjadi kemerosotan di mana-mana dalam hal kejujuran dan kesalehan baik itu di ...
Mazmur ini dianggap ditulis Daud pada masa pemerintahan Saul, ketika terjadi kemerosotan di mana-mana dalam hal kejujuran dan kesalehan baik itu di kalangan istana maupun di seluruh negeri. Perkara ini dikeluhkannya kepada Allah dengan segenap perasaannya, karena dia sendiri menderita sebagai akibat dari pengkhianatan teman-temannya yang palsu dan penghinaan musuh-musuh bebuyutannya.
- I. Ia memohon pertolongan dari Allah, karena tidak seorang pun di antara anak-anak manusia yang berani dipercayainya (ay. 2-3).
- II. Ia menubuatkan kehancuran musuh-musuhnya yang congkak dan yang membahayakan (ay. 4-5).
- III. Ia meyakinkan dirinya sendiri dan orang lain, bahwa betapa pun buruknya hal-hal yang terjadi sekarang (ay. 9), Allah akan memelihara dan melindungi umat-Nya sendiri bagi Dia (ay. 6, 8), dan pasti akan menepati janji-janji-Nya kepada mereka (ay. 7). Apakah ditulis pada masa pemerintahan Saul atau tidak, mazmur ini pasti dikarang untuk membicarakan suatu pemerintahan yang buruk. Dan mungkin Daud, ketika di dalam roh melihat bahwa sebagian dari para penerusnya akan menimbulkan hal-hal yang sama buruknya seperti yang digambarkan di sini, menyimpan harta mazmur ini untuk digunakan kemudian oleh jemaat pada masa itu. “O tempora, O mores! – Oh, masa-masa itu! Oh, perilaku-perilakunya!”
- I. Marilah kita lihat di sini apa yang menjadikan masa-masa itu buruk, dan kapan masa-masa itu bisa dikatakan buruk. Tanyakanlah kepada anak-anak dunia ini apa itu yang menurut mereka membuat masa-masa menjadi buruk, dan mereka akan mengatakan kepadamu bahwa kelangkaan uang, kemerosotan perdagangan, dan kehancuran karena perang membuat masa-masa menjadi buruk. Namun, Kitab Suci memandang keburukan masa terjadi akibat penyebab-penyebab yang berbeda sifatnya. Akan datang masa yang sukar (2 Tim. 3:1), karena kejahatan akan semakin bertambah banyak. Dan inilah yang dikeluhkan Daud di sini.
- 1. Apabila ada kemerosotan di mana-mana dalam hal kesalehan dan kejujuran di antara anak-anak manusia, maka masa-masa itu benar-benar buruk (ay. 2): apabila orang saleh telah habis, dan telah lenyap orang-orang yang setia. Amatilah bagaimana kedua sifat ini dipadukan bersama-sama di sini, yang saleh dan yang setia. Sama seperti tidak ada perbuatan yang sejati tanpa kejujuran, demikian pula tidak ada kesalehan yang sejati tanpa kejujuran. Orang yang saleh adalah orang yang setia, orang yang teguh, begitulah mereka kadang-kadang disebut. Perkataan mereka sama meneguhkannya seperti sumpah mereka, sama mengikatnya seperti tali persaudaraan mereka. Mereka menjaga hati nurani mereka agar murni baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Mereka di sini dikatakan habis dan lenyap, entah karena kematian entah karena diabaikan, atau karena keduanya. Orang-orang yang saleh dan setia kini diambil, dan mereka yang ditinggalkan telah merosot akhlaknya secara menyedihkan serta tidak lagi bersikap seperti dulu. Dengan demikian hanya ada sedikit atau sama sekali tidak ada lagi orang baik yang benar-benar orang Israel sejati yang dapat dijumpai. Mungkin yang dimaksudkan Daud adalah bahwa tidak ada lagi orang saleh dan setia di antara orang-orang di istana Saul. Jika yang dimaksudkannya adalah hanya ada sedikit atau sama sekali tidak ada orang saleh dan setia di Israel, maka kita berharap dia salah dalam hal ini seperti yang dilakukan Elia, yang menyangka hanya dia sendiri yang tinggal, padahal Allah mempunyai tujuh ribu orang yang tetap setia kepada-Nya (Rm. 11:4). Atau, yang dimaksudkannya adalah bahwa hanya ada sedikit saja dibandingkan dengan yang sudah-sudah. Di mana-mana ada kemerosotan dalam hal agama dan kebaikan (dan bila keadaannya demikian, maka masa-masa itu memang buruk, sangat buruk), sampai tidak dapat dijumpai lagi seorang pun yang melakukan keadilan (Yer. 5:1).
- 2. Apabila kepura-puraan dan sanjungan telah merusak dan mengotori semua perilaku, maka masa-masa itu sangat buruk (ay. 3). Masa-masa itu sangat buruk apabila manusia pada umumnya bertindak dengan begitu tidak senonoh sampai hati nuraninya mati terhadap dusta, begitu dipenuhi kebencian sehingga merancang kejahatan-kejahatan yang paling keji terhadap sesamanya, dan begitu hinanya sampai menutup-nutupi rencananya itu dengan berpura-pura dan mengaku-aku sebagai teman dengan cara yang sangat memikat dan menarik hati. Demikianlah mereka berkata dusta(yaitu kepalsuan dan kebohongan) yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang. Mereka akan mencium dan membunuh (seperti yang diperbuat Yoab terhadap Abner dan Amasa pada masa Daud sendiri), akan tersenyum di depan mukamu dan menggorok lehermu. Ini merupakan gambaran Iblis yang lengkap, campuran yang rumit antara kebencian dan kepalsuan. Masa-masa itu memang buruk apabila tidak ada lagi hal seperti ketulusan yang dapat dijumpai, apabila orang jujur tidak tahu lagi siapa yang harus dipercayai atau siapa yang harus diandalkan, atau tidak berani lagi untuk menaruh percaya kepada seorang teman, kepada seorang kawan (Mi. 7:5-6; Yer. 9:4-5). Terkutuklah orang-orang yang turut membuat masa-masa itu menjadi berbahaya seperti itu.
- 3. Apabila musuh-musuh Allah, dan agama, dan orang-orang saleh, sudah berlaku kurang ajar dan berani, dan mengancam untuk menggilas segala sesuatu yang adil dan suci, maka masa-masa itu sangatlah buruk, apabila orang-orang berdosa yang congkak telah mencapai puncak ketidaksalehan yang begitu rupa sampai berani berkata, “Dengan lidah kami, kami menangmelawan kepentingan kebajikan. Bibir kami menyokong kami dan kami dapat mengatakan apa saja sesuka kami. Siapakah tuan atas kami, untuk menahan kami atau untuk meminta pertanggungjawaban dari kami?” (ay. 4). Ini berbicara tentang,
- (1) Keangkuhan membanggakan diri mereka sendiri dan keyakinan akan kemampuan diri mereka. Seolah-olah mereka sudah mendapatkan tujuan mereka ini ketika memakan buah terlarang dan telah menjadi sama seperti Allah, yakni tidak bergantung pada apa pun dan mampu mencukupi diri sendiri. Mereka merasa tidak bisa keliru dalam pengetahuan mereka akan apa yang baik dan apa yang jahat, dan karena itu merasa layak untuk menjadi pemberi sabda. Mereka merasa tidak tertandingi dalam kuasa mereka, dan karena itu merasa pantas menjadi pemberi hukum. Mereka merasa dapat menang dengan lidah mereka, sehingga, seperti Allah sendiri, dapat berfirman maka semuanya jadi.
- (2) Penghinaan yang kurang ajar terhadap kekuasaan Allah, seolah-olah Dia tidak ada apa-apanya di mata mereka – bibir kami menyokong kami (kjv: bibir kami milik kami sendiri – pen.) (sebuah pernyataan yang tidak benar dan adil, karena siapakah yang telah menciptakan mulut manusia, di tangan siapakah nafasnya berada, dan udara siapakah yang dihirupnya untuk bernafas?), dan seolah-olah Dia tidak mempunyai wewenang untuk memerintah maupun untuk menghakimi mereka: Siapakah tuan atas kami? Seperti yang dikatakan Firaun (Kel. 5:1). Pernyataan ini sama janggal dan tidak masuk akalnya seperti pernyataan sebelumnya, karena Dia yang di dalam-Nya kita hidup, kita bergerak, dan kita ada, tentu saja, dengan hak yang tidak dapat dibantah, adalah Tuan atas kita.
- 4. Apabila orang lemah dan orang miskin ditindas, dilecehkan, dan diremehkan, maka masa-masa itu sangat buruk. Ini tersirat (ay. 6) ketika Allah sendiri memperhatikan penindasan terhadap orang-orang yang lemah, dan keluhan orang-orang miskin. Mereka ditindas karena mereka lemah, selalu diperlakukan dengan salah hanya karena mereka tidak mampu membenarkan diri mereka sendiri. Karena ditindas seperti itu, mereka tidak berani berbicara untuk diri mereka sendiri, sebab jangan-jangan pembelaan mereka akan dijadikan sebagai pelanggaran. Namun, mereka mengeluh, secara diam-diam meratapi malapetaka yang menimpa mereka, dan menumpahkan keluh kesah jiwa mereka di hadapan Allah. Jika ditegur atas nama mereka, para penindas itu malah mengejek mereka, menganggap enteng dosa mereka sendiri dan memandang sepi kesengsaraan mereka yang ditindas itu, dan sama sekali tidak memasukkan kedua hal itu ke dalam hati mereka ( 10:5).
- 5. Apabila kefasikan berlimpah-limpah, dan diperbuat tanpa malu-malu, di bawah perlindungan dan persetujuan orang-orang berkuasa, maka masa-masa itu sangat buruk (ay. 9). Ketika kebusukan muncul di antara anak-anak manusia (kjv: apabila orang-orang yang paling busuk diangkat – pen.) dan ditempatkan ke tempat-tempat kepercayaan dan kuasa, maka orang-orang fasik berjalan ke mana-mana(karena, bukannya menjalankan hukum untuk melawan kejahatan dan ketidakadilan, dan menghukum orang-orang jahat sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka, mereka malah akan menaungi dan melindungi orang-orang seperti itu, menyetujui tindakan mereka, dan mendukung nama baik mereka dengan contoh yang mereka berikan sendiri). Mereka berkeriapan di mana-mana, dan naik turun untuk berusaha menipu, merusak, dan menghancurkan orang lain. Mereka tidak takut ataupun malu mengungkapkan siapa diri mereka. Mereka menyatakan dosa mereka seperti Sodom, dan tidak ada seorang pun yang dapat menegur atau mengendalikan mereka. Orang jahat adalah orang yang rendah, orang yang paling busuk, dan mereka tetap demikian meskipun diangkat setinggi apa pun di dunia ini. Antiokus yang termasyhur itu pun disebut dalam Kitab Suci sebagai seorang yang hina (Dan. 11:21). Namun, buruklah suatu kerajaan apabila orang-orang demikian yang justru dipilih. Tidak mengherankan jika kefasikan kemudian tumbuh menjadi kurang ajar dan semena-mena. Jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.
- II. Marilah sekarang kita lihat, dengan pikiran-pikiran baik apa kita diperlengkapi di sini untuk masa-masa yang buruk seperti itu. Dan ingat, masa-masa seperti apa yang masih akan kita hadapi nanti, tidak dapat kita katakan. Namun, apabila masa-masa menjadi buruk seperti yang kita lihat di atas, maka akan menghibur jika kita berpikir,
- 1. Bahwa kita mempunyai Allah yang dapat kita datangi, yang dari-Nya kita dapat meminta dan mengharapkan pemulihan terhadap segala keluhan kita. Ini dimulai Daud dengan (ay. 2): “Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh telah habis. Semua pertolongan dan penolong yang lain tidak berhasil. Bahkan orang saleh dan orang yang setia, yang seharusnya mengulurkan tangan untuk membantu mendukung kepentingan agama yang sekarat pun kini telah lenyap, dan oleh karena itu, ke manakah kami akan mencari pertolongan kecuali kepada-Mu?” Perhatikanlah, apabila orang saleh dan orang yang setia telah habis dan tidak berhasil, maka sekaranglah waktunya untuk berseru, “Tolonglah kiranya, Tuhan!” Merebaknya kejahatan mengancam datangnya air bah. “Tolonglah kiranya, Tuhan, tolonglah orang-orang yang baik. Hanya ada sedikit orang saja yang tetap berpegang pada kejujuran dan janji mereka, dan berdiri teguh di tengah perubahan. Tolong selamatkanlah kepentingan-Mu sendiri di dunia supaya tidak tenggelam. Waktu bagi-Mu untuk bertindak telah tiba, ya TUHAN.”
- 2. Bahwa Allah pasti akan berurusan dengan orang-orang yang penuh kepalsuan dan congkak, dan akan menghukum serta mengekang tindakan semena-mena mereka. Mereka tidak bisa dikendalikan oleh manusia dan suka menantang. Manusia tidak dapat mencerna kepalsuan orang-orang yang menyanjung mereka, atau merendahkan kecongkakan orang-orang yang bercakap besar. Tetapi Allah yang benar akan mengerat segala bibir yang manis, yang memberikan ciuman pengkhianat, dan yang berkata-kata lebih lembut daripada minyak sementara hatinya penuh dengan peperangan. Dia akan mencabut setiap lidah yang bercakap besar melawan Allah dan agama (ay. 3). Sebagian orang menerjemahkannya sebagai doa, “Semoga Allah mengerat segala bibir yang palsu dan penuh kebencian.” Biarlah bibir dusta menjadi kelu.
- 3. Bahwa Allah pada waktunya akan memberikan pembebasan bagi umat-Nya yang tertindas, dan melindungi mereka dari rancangan-rancangan keji para penganiaya mereka (ay. 6): sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN. Janji Allah ini, yang disampaikan Daud di sini dengan roh nubuat, merupakan jawaban terhadap permohonan yang dipanjatkannya kepada Allah dengan roh doa. “Tolonglah kiranya, Tuhan,” katanya, “Ya, Aku akan menolongmu,” firman Allah. “Inilah Aku, dengan pertolongan-Ku yang tepat waktu dan yang pasti berhasil.”
- (1) Pertolongan itu datang pada waktunya, pada waktu yang paling tepat.
- [1] Ketika para penindas berada di puncak kesombongan dan kesemena-menaan mereka – ketika mereka berkata, “Siapakah tuan atas kami?” – maka sudah tiba waktunya bagi Allah untuk memberi tahu mereka, yang akan membawa kerugian bagi diri mereka sendiri, bahwa Dia ada di atas mereka.
- [2] Ketika kaum tertindas berada dalam kesusahan dan kesengsaraan mereka yang paling dalam, ketika mereka berkeluh kesah seperti Israel di Mesir oleh karena perbudakan yang kejam, maka tibalah waktunya bagi Allah untuk menampakkan diri kepada mereka, seperti kepada Israel ketika mereka ditindas sejadi-jadinya dan Firaun ditinggikan setinggi-tingginya. Sekarang juga Aku bangkit. Perhatikanlah, ada waktu yang sudah ditetapkan untuk menyelamatkan orang-orang tidak bersalah yang tertindas. Waktunya akan tiba, dan kita boleh yakin bahwa waktu itulah yang paling tepat ( 102:14).
- (2) Pertolongan-Ku itu pasti berhasil: Aku memberi keselamatan kepadanya, atau keamanan, tidak hanya melindunginya, tetapi juga memulihkannya ke dalam kemakmurannya yang semula, dan akan mengeluarkannya sehingga bebas (66:12, kjv: membawanya ke tempat yang kaya – pen.). Dengan begitu, pada akhirnya, ia tidak akan kehilangan apa pun dengan penderitaan-penderitaannya itu.
- 4. Bahwa, meskipun manusia penuh kepalsuan, Allah tetap setia. Sekalipun mereka tidak bisa dipercaya, Allah bisa. Mereka mengatakan hal-hal yang besar dan memberikan sanjungan-sanjungan yang kosong, namun janji TUHAN adalah janji yang murni(ay. 7, kjv: firman Tuhan adalah firman yang murni – pen.), tidak hanya benar melainkan juga murni, seperti perak yang dipanaskan di perapian atau di tempat peleburan logam. Ini menunjukkan,
- (1) Ketulusan firman Allah. Segala sesuatu benar-benar sama seperti apa yang digambarkan di sana, dan tidak sebaliknya. Firman itu tidak main-main dengan kita, tidak dipaksakan kepada kita, juga tidak mempunyai rancangan apa pun terhadap kita selain untuk kebaikan kita sendiri.
- (2) Berharganya firman Allah. Nilainya secara hakiki sangat besar, seperti perak yang dimurnikan sampai semurni-murninya. Tidak ada apa pun di dalamnya yang dapat membuat nilainya turun.
- (3) Banyaknya bukti yang sudah diberikan tentang kuasa dan kebenarannya. Firman itu sudah sering kali diuji, semua orang kudus di sepanjang abad telah mempercayainya dan dengan demikian telah mengujinya, dan firman itu tidak pernah menipu mereka atau membuat mereka kecewa dengan pengharapan mereka. Sebaliknya, mereka semua teguh mengatakan bahwa firman Allah itu benar, dan memeteraikannya dengan Experto crede – Percayalah pada orang yang sudah mengujinya. Mereka sudah mendapatinya demikian. Mungkin ini merujuk terutama pada janji-janji dalam mazmur ini, untuk membantu dan membebaskan orang miskin dan tertindas. Teman-teman mereka membuat mereka berharap bahwa mereka akan berbuat sesuatu bagi mereka, namun semua itu terbukti sebagai buluh yang patah terkulai. Tetapi firman Allah itu dapat kita andalkan. Karena itu, marilah kita kurangi keyakinan kita kepada perkataan manusia, dan percaya kepada firman Allah dengan lebih yakin.
- 5. Bahwa Allah akan mengamankan bagi diri-Nya sendiri umat sisa yang telah dipilih-Nya, betapa pun buruknya masa-masa itu (ay. 8): Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini. Ini menunjukkan bahwa selama dunia ini masih berdiri, akan ada angkatan yang congkak dan fasik di dalamnya, yang kira-kira akan mengancam menghancurkan agama dengan tipu muslihat mereka yang jahat, dengan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi (Dan. 7:25). Namun, biarlah Allah sendiri yang mempertahankan kepentingan-Nya dan melindungi umat-Nya sendiri. Dia akan menjaga mereka dari angkatan ini.
- (1) Agar tidak dirusak oleh mereka dan agar tidak dijauhkan dari Allah, agar tidak bercampur baur dengan mereka dan belajar dari perbuatan mereka. Dalam masa-masa kemurtadan besar, Tuhan mengetahui orang-orang kepunyaan-Nya, dan mereka akan dimampukan untuk menjaga kejujuran dan janji mereka.
- (2) Agar tidak dihancurkan dan dibasmi oleh mereka. Jemaat didirikan di atas batu karang, dan dengan demikian dibentengi dengan teguh sehingga alam maut tidak akan menguasainya. Dalam masa-masa yang paling buruk, Allah mempunyai umat-Nya yang tersisa, dan di setiap zaman Dia akan melindungi tunas yang kudus bagi diri-Nya sendiri, dan menjaganya bagi kerajaan sorga-Nya.
Keluhan-keluhan terhadap Zaman (12:1-9)
Mazmur ini memperlengkapi kita dengan pikiran-pikiran yang baik untuk digunakan dalam masa-masa buruk. Dalam masa-masa buruk bahkan orang yang berakal budi akan berdiam diri (Am. 5:13), sebab pada masa itu orang akan dipandang sebagai pelanggar hukum oleh karena perkataan yang diucapkannya. Walaupun demikian, kita boleh terhibur dengan permenungan-permenungan dan doa-doa yang begitu cocok di sini, yang telah disiapkan untuk kita gunakan.SH -> Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8; Mzm 12:1-8
SH: Mzm 12:1-8 - Dunia dalam lautan dusta dan kecurangan (Rabu, 10 Januari 2001) Dunia dalam lautan dusta dan kecurangan
Kecurangan
demi kecurangan terus terjadi dalam masyarakat
kita. Dusta demi ambisi pribadi, dusta demi
keun...
Dunia dalam lautan dusta dan kecurangan
Kecurangan demi kecurangan terus terjadi dalam masyarakat kita. Dusta demi ambisi pribadi, dusta demi keuntungan materi, dan dusta demi mempertahankan kedudukan, merupakan pemandangan yang dapat kita lihat setiap hari. Belum lagi penindasan dan pengeksploitasian orang-orang yang miskin dan lemah terus berlangsung tanpa ada satu pembelaan yang berarti bagi mereka. Apakah kenyataan ini membuat kita prihatin dan berontak? Ataukah kita tidak peka lagi karena kita mungkin ikut terlibat di dalamnya? Apa yang harus kita lakukan?
Pemazmur, ketika melihat masyarakat di sekelilingnya penuh dusta dan kecurangan, ia hanya berseru `tolong' sebagai ungkapan permohonannya (ayat 2). Mengapa hanya satu kata singkat yang diungkapkan kepada Allah? Apakah masalahnya terlalu sederhana? Sebaliknya Ia kebingungan dan ketakutan karena orang saleh telah habis, demikian pula orang-orang yang setia telah lenyap. Habisnya orang saleh dan lenyapnya orang setia ini bisa jadi karena kematian, pergi dari masyarakat, atau tidak lagi menjadi saleh. Dalam konteks ini nampaknya banyak orang yang meninggalkan kesalehan dan kesetiaannya. Inilah yang mendorongnya dengan kuat untuk minta tolong dan karena terlalu mendesak dan menyesak maka ia hanya mampu mengatakan satu kata `tolong`.
Kondisi masyarakat di sekeliling pemazmur memang sangat parah. Menjadi orang fasik bukan lagi suatu hal yang memalukan, bahkan seperti sudah menjadi kebanggaan dan hal yang patut dipamerkan (ayat 9). Jika sudah demikian maka masyarakat tidak lagi peka terhadap amoralitas ataupun kebejatan yang terjadi di sekeliling mereka. Semua itu sudah menjadi bagian hidup mereka. Bagaimana pemazmur dapat bertahan, sehingga ia tidak habis lenyap? Ia melandasi hidupnya dengan keyakinannya kepada firman Tuhan yaitu bahwa Ia akan menjaga dan melindunginya. Dengan kata lain, firman Tuhanlah yang menopang dan menyokong kehidupannya, sehingga walau apa pun yang terjadi di sekitarnya ia tidak akan menjadi habis ataupun lenyap. Ia tetap akan setia dan hidup benar.
Renungkan: Pilihan di hadapan Kristen adalah habis lenyap atau bertahan setia. Untuk menjadi habis lenyap jauh lebih mudah, namun konsekuensinya? Untuk bertahan setia sangat sulit, namun mahkotanya? Jika Anda pilih yang kedua: baca, renungkan, dan taati firman-Nya.
SH: Mzm 12:1-8 - Dusta manusia dan kebenaran firman Allah (Jumat, 10 Januari 2003) Dusta manusia dan kebenaran firman Allah
Ketika semakin banyak orang melakukan kejahatan, kita merasa
tersudut sendirian tanpa daya melawan arus...
Dusta manusia dan kebenaran firman Allah
Ketika semakin banyak orang melakukan kejahatan, kita merasa tersudut sendirian tanpa daya melawan arus dosa massal teramat dahsyat. Perasaan demikian pernah dialami oleh hamba Tuhan seperti Elia, kini juga dialami oleh pemazmur. Dengan memperdalam pemahamannya tentang arti dan makna firman Allah, pemazmur dapat mengatasi pergumulan berat jenis ini.
Dosa sorotan mazmur ini adalah dosa kata-kata. Kata-kata mutlak perlu bagi berbagai segi kehidupan kemanusiaan kita. Tanpa kata, tak mungkin kita berkomunikasi membangun hubungan-hubungan. Dalam kehidupan agama pun, kata-kata berperanan normatif. Kebiasaan religius, norma etis, petunjuk ibadah, semuanya diatur melalui kata-kata. Dalam iman Kristen, hal itu bersumber pada kata-kata Allah di dalam Alkitab. Apabila kata-kata vital peranannya, dosa kata-kata fatal akibatnya. Bayangkan apa yang terjadi apabila kebanyakan orang menerima dusta sebagai hal yang wajar, dan apabila semua kata yang orang komunikasikan lahir dari pikiran dan hati bercabang dua. Mungkinkah mempertahankan masyarakat manusia yang seluruh sendinya goyah?
Dosa dalam kata-kata tidak benar, dusta, bibir manis, namun bercabang arti, cakap besar, dan alat kata untuk menjatuhkan orang lain, dilawan pemazmur dengan serius. Ia minta agar Tuhan bertindak tegas supaya mereka yang berdosa kata seolah Tuhan tidak ada, disadarkan bahwa Tuhan ada (ayat 4,5). Melawan kejahatan tidak cukup secara negatif saja, harus juga positif. Kata-kata dusta dan keji tidak cukup ditolak dan dihukum. Kata- kata benar yang murni teruji dan yang mengandung janji-janji yang membangun harus dijunjung tinggi. Kata-kata berkualitas demikian hanya ada di dalam kata-kata Allah sendiri, yaitu firman-Nya.
Renungkan: Kita harus menjunjung tinggi firman Allah dengan menyerasikan kata-kata kita dengan kebenaran dan keindahannya.
SH: Mzm 12:1-8 - Tolak info menyesatkan (Sabtu, 12 Januari 2008) Tolak info menyesatkan
Era kita adalah era informasi. Dengan banyaknya alat-alat informasi
canggih dan menarik, tidak ada orang yang tidak hidup...
Tolak info menyesatkan
Era kita adalah era informasi. Dengan banyaknya alat-alat informasi canggih dan menarik, tidak ada orang yang tidak hidup dalam pengaruh informasi. TV, radio, MP3, internet, hp, tiap detik membanjiri kita dengan berbagai data. Kita merasa wajib dan butuh memiliki benda-benda penyalur info tadi meski sebagian besar info yang kita terima tidak bermanfaat, bahkan sering kali jahat dan sesat.
Pemazmur menyinggung tentang bibir manis, lidah pembual, dan penindasan terhadap orang lemah (ayat 4-6). Dalam era informasi ini kita menyadari bahwa memang penyalahgunaan informasi bisa berdampak penindasan bahkan pembunuhan karakter dan penghancuran masa depan! Kita tertipu oleh iklan-iklan yang menimbulkan kebutuhan yang tidak perlu, dan yang memberi gambaran kehidupan yang tidak benar. Generasi muda khususnya perlu diingatkan agar tidak menelan mentah-mentah sajian iklan atau film yang tidak etis, yang sarat racun hedonisme, materialisme, egoisme, bahkan ateisme praktis.
Seperti pemazmur, orang Kristen harus resah dan peduli terhadap berbagai kebohongan, penipuan, dan penindasan yang datang melalui info-info jahat media massa. Gereja, bukan saja Allah (ayat 6), harus bangkit dan bicara, berani menyuarakan didikan kepada warganya, terutama kepada generasi muda. Juga tanggap menyoroti kebohongan-kebohongan. Orang Kristen, terutama yang dikaruniai kedudukan dalam kepemimpinan harus menjadi teladan agar bicara atau menyampaikan informasi yang didasarkan kepada kebenaran dan janji-janji Allah di dalam Alkitab (ayat 7-8). Kita sendiri perlu menjaga perilaku dan sikap hidup kita agar berpadanan dengan kebenaran firman Tuhan yang kita kumandangkan sehingga menjadi kesaksian yang sungguh-sungguh berkuasa. Doakan para pemimpin Kristen kita, baik yang duduk di pemerintahan maupun yang memiliki posisi di dalam bisnis media dan hiburan, agar hati mereka kudus, dan kudus pula yang mereka lakukan!
SH: Mzm 12:1-8 - Putus asa? Pasti tidak! (Minggu, 27 Maret 2011) Putus asa? Pasti tidak!
Apakah Anda ingat kisah Elia saa ia melarikan diri karena ancaman Izebel, ratu Israel yang jahat itu? Saat ditanya Allah meng...
Putus asa? Pasti tidak!
Apakah Anda ingat kisah Elia saa ia melarikan diri karena ancaman Izebel, ratu Israel yang jahat itu? Saat ditanya Allah mengapa ia melarikan diri, Elia menjawab: "…orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku" (1Raj. 19:10, 14).
Perasaan seperti itulah yang tampak dari ucapan pertama pemazmur (2). Pemazmur merasa sendirian di tengah umat yang berontak kepada Tuhan. Yaitu umat yang penuh dusta dan kecurangan. Sikap mereka yang tidak lagi mengenal takut akan Tuhan semakin menjadi-jadi dengan penindasan yang mereka lakukan terhadap orang-orang lemah dan miskin.
Permohonan pemazmur agar Tuhan segera menolong, dijawab langsung oleh Tuhan (6). Tuhan menjanjikan pertolongan bagi orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Oleh karena itu, pemazmur bangkit dari perasaan khawatirnya. Ia percaya bahwa janji Tuhan dapat dipegang. Janji Tuhan teruji bahkan melampaui pengujian logam yang berulangkali untuk memastikan kemurniannya (7; bandingkan dengan Tuhan menguji manusia di Mazmur 11; lihat renungan kemarin).
Jangan putus asa, walaupun Anda merasa berjuang sendiri dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, sementara orang lain sudah menyerah. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Ia tidak pernah terlambat bertindak. Pada waktu-Nya, kejahatan akan dihancurkan dan orang jahat akan dihukum. Sebaliknya, orang yang bersandar penuh pada Tuhan akan mengalami pembebasan sejati.
Kita yang sudah mengalami pertolongan Tuhan, kiranya menjadi kepanjangan tangan Allah untuk menghibur sesama yang hilang asa dan putus harap. Nyatakan dengan penuh keyakinan, bahwa Tuhan memperhatikan dan akan bertindak pada waktu-Nya.
SH: Mzm 12:1-8 - Kata dusta, kata Tuhan, kata Anda! (Minggu, 22 Maret 2015) Kata dusta, kata Tuhan, kata Anda!
Dunia ini penuh dengan kata-kata dusta. Baik yang keluar dengan motivasi ‘baik’, ya...
Kata dusta, kata Tuhan, kata Anda!
Dunia ini penuh dengan kata-kata dusta. Baik yang keluar dengan motivasi ‘baik’, yaitu untuk membuat orang lain senang. Juga yang keluar dengan tujuan jahat, yaitu untuk merusak hubungan dan memanipulasi orang lain. Kadang, kata-kata dusta itu dibungkus sedemikian sehingga di muka kelihatan manis, padahal di belakang penuh sumpah serapah (3). Bagaimana anak-anak Tuhan tidak frustasi berada di lingkungan para pendusta!
Yang jelas, orang yang paling menderita oleh kata-kata dusta ialah mereka yang tertindas dan yang tanpa daya (6). Apa yang mereka bisa lakukan untuk mengelak janji-janji manis namun palsu pejabat untuk memperjuangkan ‘nasib’ mereka, yang ternyata justru memeras mereka habis-habisan? Yang ada hanyalah kepasrahan bahkan keputusasaan.
Namun, doa orang benar, yang didoakan dengan motivasi yang benar, untuk menegakkan keadilan dan melindungi yang tertindas, pasti didengar Tuhan (6). Tuhan yang setia pada janji-Nya, akan menyatakan kedaulatan-Nya. Kata dusta akan dibungkam, pendusta akan diredam (4). Kata-kata Tuhan berkuasa menyejukkan hati yang sudah ‘hangus’ karena perbuatan orang fasik. Kata-kata Tuhan berkuasa memulihkan para korban permainan kata dusta orang-orang fasik.
Oleh karena itu, mazmur yang dimulai dengan keluhan minta tolong, berubah menjadi seruan iman. Kata-kata orang benar, yang menaruh harap pada kata-kata Tuhan, memberi asa kepada orang-orang tertindas. Kata-kata orang benar menyambung lidah kata-kata penuh kuasa Tuhan bagi mereka. Apakah Anda adalah orang benar? Biarlah kata-kata Anda membuktikannya, yaitu, ketika orang yang tertindas bisa bangkit dan menaruh harap mereka kepada Tuhan karena kata-kata Anda dan perbuatan yang mengikutinya!
SH: Mzm 12:1-8 - Harapan di Tengah Penderitaan (Selasa, 10 April 2018) Harapan di Tengah Penderitaan
Pemazmur menyampaikan keluhannya dengan ungkapan "tolonglah kiranya Tuhan" (2). Ungkapan tersebut menggambarkan perasaa...
Harapan di Tengah Penderitaan
Pemazmur menyampaikan keluhannya dengan ungkapan "tolonglah kiranya Tuhan" (2). Ungkapan tersebut menggambarkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.
Pemazmur mengeluh karena perkataan dusta yang mengakibatkan kerusakan relasi sosial di antara manusia. Masyarakat menjadi hancur karena dusta. Kalau dusta sudah merasuk dan menguasai seluruh kehidupan masyarakat, maka pasti yang terjadi adalah kebusukan dan kemerosotan moral, akhlak, dan mental.
Pengaruh dari daya rusak tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat yang lemah dan miskin. Dengan demikian, perkataan dusta bukan lagi memberikan pengharapan, melainkan penindasan.
Ungkapan "Siapakah tuan atas kami?" merupakan bentuk penindasan terhadap orang yang miskin dan lemah.
Dalam situasi seperti itu, pemazmur mengajukan permohonan kepada Allah agar Allah mengerat bibir manis dan lidah yang berkata besar, Artinya, pemzamur berdoa agar Allah mengadakan penghukuman terhadap mereka yang memakai lidahnya untuk mengucapkan kata-kata dusta.
Apa tanggapan Allah terhadap permohonan pemazmur? Pemazmur sangat yakin akan hal itu. Karena bagi pemazmur, Allah tidak berdusta. Perkataan maupun ucapan Allah seperti perak yang sudah teruji di mana proses pemurniannya sampai tujuh kali (7). Artinya, setiap generasi bangsa Israel telah membuktikan bahwa Allah pernah sekali pun berdusta atau mengingkari janji dan ketetapan-Nya untuk menjaga, memelihara, dan memberkati umat-Nya.
Jadi, bagaimanapun juga suatu dusta dapat merusak relasi antarsesama. Hendaknya hidup setiap orang percaya menjauhi perkataan dusta yang berisi pengharapan yang kosong, apalagi mendustai Allah dengan segala janji manis yang kita ucapkan di hadapan-Nya.
Misalnya, kita sering kali meminta pengampunan Allah dan berjanji untuk bertobat. Kenyataannya, setiap kali kita melanggar janji tersebut dengan melakukan pelanggaran yang sama. Karena itu, janganlah berdusta! [BK]
SH: Mzm 12:1-8 - Dikelilingi Dusta? Berdoalah! (Senin, 14 Maret 2022) Dikelilingi Dusta? Berdoalah!
Menghidupi kebenaran firman bukanlah hal yang mudah, karena setiap hari kita selalu diperhadapkan pada godaan untuk ber...
Dikelilingi Dusta? Berdoalah!
Menghidupi kebenaran firman bukanlah hal yang mudah, karena setiap hari kita selalu diperhadapkan pada godaan untuk berkompromi dengan dosa.
Pemazmur berdoa kepada Allah karena melihat banyak orang saleh yang berubah menjadi tidak setia (2). Mereka saling berdusta, berkata manis namun hati mereka bercabang (3). Pemazmur berharap Tuhan akan turun tangan atas mereka (4). Doa permohonan ini dinaikkan dengan berpegang pada janji Tuhan yang sudah teruji (5-7). Allah akan menepati setiap janji-Nya untuk menjaga orang-orang yang hidup benar di hadapan-Nya (8).
Pemazmur tidak bersikap acuh tak acuh saat melihat kenyataan bahwa banyak orang saleh tidak lagi setia kepada Allah. Hatinya gelisah saat melihat bagaimana orang-orang saleh justru tidak lagi hidup dalam kebenaran. Mereka tidak lagi menjadikan firman Allah sebagai yang berkuasa atas mereka, melainkan perkataan manusia. Apa yang menguntungkan bagi mereka, itulah yang mereka pegang.
Kenyataan seperti ini tidak membuat iman pemazmur ikut luntur, melainkan ia kembali ingat akan janji Allah. Meski umat-Nya tidak setia, Allah tetap setia kepada janji-Nya. Ketidaksetiaan manusia tidak dapat menggagalkan janji Allah.
Ini sudah teruji oleh waktu. Allah akan menepati setiap janji-Nya untuk menolong dan menyelamatkan orang-orang yang setia kepada-Nya. Allah mendengarkan teriakan minta tolong dari setiap umat-Nya dan Ia pasti akan bertindak. Di balik doa permohonan pemazmur tersimpan pengharapan. Ia tidak menyerah dengan keadaan sekelilingnya. Ia tetap percaya bahwa Allah akan memulihkan umat-Nya sesuai janji-Nya.
Apa yang akan kita lakukan saat melihat banyak orang percaya mulai meragukan Allah, bahkan mendua hati? Janganlah cuek dan tidak peduli, melainkan berdoa dan berharaplah hanya kepada Allah. Mintalah pertolongan Allah bukan hanya agar diri kita terbebas dari segala cobaan, tetapi juga untuk orang-orang percaya di sekeliling kita. Kiranya Allah menolong kita untuk tetap setia berpegang pada janji-Nya, sebab Dia setia. [MAR]
SH: Mzm 12:1-8 - Bertahan di Jalan Tuhan (Senin, 8 April 2024) Bertahan di Jalan Tuhan
Kejahatan rasanya benar-benar menjadi parah. Orang tidak segan ataupun malu mengorbankan sesamanya demi hasrat pribadinya. Ma...
Bertahan di Jalan Tuhan
Kejahatan rasanya benar-benar menjadi parah. Orang tidak segan ataupun malu mengorbankan sesamanya demi hasrat pribadinya. Manipulasi dan kecurangan lazim dilakukan. Celakanya, sebagian orang percaya juga melakukannya.
Pemazmur melihat hal itu terjadi di sekitarnya. Ia melihat banyak orang saleh berubah menjadi tidak setia
Mereka saling berdusta, berkata manis tetapi berhati licik (3). Dalam zaman akhir ini, godaan memang makin kencang menerpa orang percaya. Kebenaran makin tersamarkan dengan tipu muslihat. Maka, Tuhan mengingatkan umat untuk senantiasa berjaga-jaga (bdk. Mrk. 13:5-13, 33-37); itulah yang menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang datang. Melihat fenomena yang terjadi, pemazmur memanjatkan doa kepada Tuhan dengan berpegang pada tindakan penghakiman Tuhan yang penuh kuasa dan kasih (4-6), serta janji Tuhan yang sudah teruji (7). Ia akan menepati setiap janji-Nya untuk menjaga orang-orang yang hidup benar di hadapan-Nya (8). Pemazmur gelisah melihat orang-orang saleh yang justru tidak lagi hidup dalam kebenaran. Firman Allah digantikan dengan hasrat pribadi mereka. Asal itu menguntungkan bagi mereka, hal itulah yang dilakukan tanpa pernah memikirkan Tuhan yang lebih berkuasa atas mereka.
Pemazmur menyandarkan harapan-Nya pada Tuhan bahwa Ia akan membalikkan keadaan dan menjaga orang-orang saleh yang hidup berdasarkan firman-Nya. Tuhan akan memberikan perlindungan bagi mereka dan membentengi mereka dari orang-orang fasik yang meninggalkan kebenaran.
Pada akhirnya, setiap orang percaya diundang untuk tetap memegang teguh firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan kita tergoda untuk meniru cara hidup orang-orang fasik. Jalan yang benar tentunya sulit, tetapi tetaplah teguh karena Allah berada bersama mereka yang terus berjalan dalam kebenaran-Nya.
Bahkan, kita pun terus diundang untuk memancarkan terang kasih Tuhan, agar mereka yang lengah dan berbelok ke jalan yang salah dapat kembali kepada kasih Tuhan yang memulihkan. [WDN]
Utley -> Mzm 12:1-5
Utley: Mzm 12:1-5 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 12:1-51 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (12-2) Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang sal...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 12:1-5
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (12-2) Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia. 2(12-3)Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain. mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang. 3(12-4)Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah yang bercakap besar, 4(12-5)dari mereka yang berkata: "Dengan lidah kami, kami menang! Bibir kami menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?" 5(12-6)Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin. sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN; Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya.
Mazm 12:1 "Tolonglah kiranya, TUHAN," Betapa permohonan bantuan yang kuat (BDB 446, KB 448, Hiphil IMPERATIVE). Dalam PL istilah ini memiliki implikasi pembebasan fisik tetapi dalam PB dini mempunyai penekanan pada keselamatan spiritual. Lihat Topik Khusus: Keselamatan dalam PL di Mazm 13:5-6.
Saya telah sering berpikir betapa sedihnya seseorang yang secara fisik dibebaskan (misalnya, kesehatan, perang, keuangan) namun kehilangan sukacita dan manfaat dari pembebasan rohani! Dalam PB penyembuhan tidak selalu menghasilkan suatu transformasi rohani. Apa yang paling dibutuhkan manusia adalah Allah, bukannya suatu perubahan keadaan!
□ "sebab orang saleh telah habis, telah lenyap" Perhatikan paralelisme antara baris 1 dan baris 2. Keduanya berbicara tentang kematian dari para pengikut setia. Ini adalah sebuah ratapan bersama, meskipun LXX memiliki kata "aku" dalam Mazm 12:1-2.
Untuk "setia" (BDB 52 I) lihat Topik Khusus di bawah ini.
- NASB, NKJV."
- NRSV "menghilang" LXX, NJB."
- JPSOA, REB "lenyap.
Kata "habis" dari baris pertama sejajar dengan kata ini (BDB 821 II), yang hanya ditemukan di sini dalam PL. Beberapa orang menyarankan suatu akar yang berbeda (BDB 67) yang ditemukan dalam Yes 16:4.
Proyek Naskah UBS (hal. 177) menawarkan dua cara untuk memahami KATA KERJA ini.
- 1. jumlah mereka sangatlah berkurang (LXX)
- 2. mereka telah benar-benar hilang (lih. ay. Mazm 12:1a dan ayat Mazm 12:3a)
Mazm 12:2-4 Perhatikan tema "berbicara" nya (yaitu, bibir, lidah). Pesan palsu dari orang yang berhati mendua dikontraskan dengan pesan sejati dari wahyu YHWH (lih. Mazm 12:6).
Orang-orang percaya sehari-hari harus memastikan pesan mana yang mereka dengar, benar / salah, dari manusia yang jatuh / dari Allah (lih. Ul 13:1-5; 18:14-22, Mat 7, 1Yoh 4:1-3)!
Mazm 12:2 "berkata dusta" Ini secara harfiah adalah "kekosongan" atau "kesia-siaan" (BDB 996). "Kekosongan pembicaraan" ini adalah tema berulang (lih. Mazm 41:6; 144:8,11, Ams 30:9; Yes 59:4, Yeh 13:8-9, Hos 10:4).
Dalam beberapa konteks ini digunakan untuk kesaksian palsu (lih. Kel 20:16; 23:1; Ul 5:20) di pengadilan. Di tempat lain ini menunjuk pada nubuatan palsu (lih. Rat 2:14; Yeh 22:28; Za 10:2).
Satu hal yang pasti, kata ini menjadi ciri dari para pengikut palsu! Mulut mereka mengungkapkan kemenduaan isi hati mereka (lih. ay. Mazm 12:2; Mat 12:34; 15:18; Mr 7:20-23; 6:45, Yak 3:2-12).
Mazm 12:3 Pemazmur berseru pada YHWH agar mendiamkan (lit. "memotong" - BDB 503, KB 500, Hiphil JUSSIVE) orang-orang yang
- 1. bibir yang manis (lit. "bibir yang licin," lih. Mazm 5:9)
- 2. lidah yang bercakap besar
Mazm 12:4 Ayat ini menunjukkan hati sesungguhnya dari orang yang "berhati ganda" (har. "hati dan hati"). Orang ini adalah mereka yang tidak mengijinkan YHWH untuk mengontrol hidupnya! Ini adalah esensi dari sikap manusia yang jatuh.
□ "yang berkata" Alkitab Belajar NASB (hal. 751) mengingatkan kita bahwa pemazmur sering mengutip atau menyinggung kata-kata palsu dari orang fasik (lih. Mazm 3:2; 10:11, juga catat 2Pet 3:1-4; Yudas ay 18-19).
Mazm 12:5 YHWH menjelaskan mengapa Dia akan "bangkit" (BDB 877, KB 1086, Qal IMPERFECT, lihat catatan penuh di Mazm 3:7).
- 1. karena penindasan orang yang lemah
- 2. karena keluhan (BDB 60 I) orang miskin
YHWH dipengaruhi oleh doa dan keadaan umat-Nya (yaitu, Kel 3:7; 2:25; Neh 9:9; Yes 63:9; Kis 7:34). YHWH (tidak seperti berhala-berhala) adalah Allah yang mendengar, melihat, dan bertindak!
□ "Keselamatan" KATA BENDA ini (BDB 447) berasal dari KATA KERJA "pertolongan" (BDB 446, KB 448) yang digunakan dalam ayat Mazm 12:1. Tampaknya ini mirip dengan akar kata bahasa Arab yang menunjukkan sesuatu yang lebar atau lapang (lih. Mazm 4:1; 31:8; 118:5). Ini adalah ungkapan lawan dari "sempit" atau "tertekan."
□ "Dia rindu" KATA KERJA ini (BDB 806, KB 916, Hiphil IMPERFECT) pada dasarnya berarti "bernapas" atau "menghembuskan napas."
- 1. digunakan untuk YHWH yang mendengus dengan jijik - Mazm 10:5
- 2. digunakan untuk kesaksian di pengadilan - Ams 6:19; 12:17; 14:5,25; 19:5,9
- 3. di hari yang sejuk - Kid 2:17; 4:6
- 4. digunakan untuk terengah-engah atau mendesah untuk sesuatu
LXX menerjemahkan baris puisi ini sebagai YHWH berbicara, "Aku akan menempatkan keselamatan; Aku akan berbicara dengan bebas melawannya (atau 'dia')" JPSOA mempunyai "Aku akan memberikan pertolongan, Dia meneguhkannya."
Topik Teologia -> Mzm 12:3
Topik Teologia: Mzm 12:3 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.